BUKIT PERAMUN yang berlokasi di Desa Air Selumar, Kecamatan Sijuk saat ini menjadi salah satu penopang pariwisata di Belitung. Tak hanya memiliki potensi wisata bahari yang menonjolkan keindahan pantai dan pulau-pulau kecil, Belitung juga memiliki perbukitan yang menawan.
Lokasinya terletak sekitar 21,8 kilometer dari Bandara Internasional H AS Hanandjoeddin Tanjungpandan dengan jarak tempuh sekitar 30 menit ditempuh menggunakan mobil. Pengunjung harus menempuh perjalanan dari kaki bukit hingga ke puncak selama 30 menit berjalan kaki mendaki dengan kemiringan 35 derajat.
Puncak Bukit Peramun berada di ketinggial 129 mdpl. Dari atas bukit ini, pengunjung bisa melihat keindahan alam Pulau Belitung, bahkan bisa menikmati keindahan garis pantai. Tak hanya itu, pengunjung bisa melihat ikon pariwisata Belitung yakni menara suar Pulau Lengkuas.
Di balik pemandangan eksotis puncak Bukit Peramun, terdapat beberapa fakta unik yang tak banyak mengetahui, bahkan oleh masyarakat Belitung sendiri. Berikut fakta-fakta unik terkait Bukit Peramun.
Desa Ahli Peracik Obat
Peramun dipercaya berasal dari kata Peramuan atau ramu atau ramuan atau racikan ramuan. Kata ini juga berasal dari bukti sejarah. Masyarakat sekitar mengatakan di dekat bukit tersebut dulu pernah ada desa yang dihuni para ahli peracik tanaman berkhasiat obat.
Ditumbuhi 147 Jenis Pohon
Di hutan Bukit Peramun ini dikatakan terdapat 147 jenis pohon yang sebagian besarnya berkhasiat sebagai obat, ada juga delapan jenis tanaman anggrek serta terdapat pula 30 jenis lumut.
Monyet Hantu
Hutan yang mengelilingi bukit ini banyak ditempati oleh satwa yang endemik. Salah satunya yakni monyet hantu kecil. Masyarakat sekitar menyebutnya Pelilikan atau lebih dikenal dengan nama Tarsius.
Jika kamu ingin melihat hewan ini, pengunjung akan lebih menemuinya pada malam hari. Karena hewan ini hidup noctural atau mencari makan pada malam hari. Sedangkan pada siang hari banyak dihabiskan untuk beristirahat di tempat persembunyiannya.
Hewan ini hanya berukuran seperti anak kucing, memiliki ekor panjang dan mata yang besar. Uniknya, hewan mirip dengan monyet ini bisa memutarkan lehernya 180 derajat. Pengunjung bisa melihat tarsius pada malam hari saat hewan ini mencari jangkrik.
Waktu ideal hewan ini berburu dan keluar dari persembunyiannya yakni pukul 18.30 -21.00 WIB. Biasanya wisatawan diberi waktu sekitar 10-15 menit dengan jarak minimal 1 meter dari tarsius.
Selain itu, juga tidak diperbolehkan menyalakan lampu flash selama memotret. Jangan khawatir tidak bisa mengabadikan momen bertemu tarsius, karena pemandu akan membantu pengunjung dengan memberikan penerangan menggunakan lampu kecil di belakang hewan ini.
Waktu melihat tarsius berakhir saat hewan tersebut menunjukan tanda-tanda hendak melompat menuju pohon lain. Jika sudah begitu, pemotretan tarsius harus diakhiri dengan membiarkan mereka pergi.
Sunset Menawan
Dengan ketinggian 129 mdpl (meter di atas permukaan laut), pengunjung bisa menikmati sunset di ufuk barat yang menawan. Matahari terlihat seolah-olah secara perlahan tenggelam di lautan luas. Bila ingin menikmati sunset, maka pengunjung harus mendaki bukit ini sebelum matahari tenggelam.
Sumber: onekliknews.com
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
Hotline
081225888909Whatsapp
081225888909Messenger
belitungholidaytourEmail
info.belitungholiday@gmail.com
Belum ada komentar